Jurus Megawati Masih yang Itu-itu Saja

Selasa, 27 Januari 2009

Jurus Megawati Masih yang Itu-itu Saja

Malang: Kritik Megawati Soekarnoputri terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak ada yang baru, tetap menggunakan jurus yang itu-itu saja. Juru Bicara Kepresidenan, Andi A.Mallarangeng, menegaskan hal ini di Malang, Jawa Timur, Selasa (27/1) sore. Andi mengatakan ini menanggapi pernyataan Ketua Umum PDIP Megawati yang dalam pengarahannya pada pembukaan Rakernas PDIP di Solo, Jawa Tengah, menilai pemerintahan SBY-JK memperlakukan rakyat seperti 'yoyo'.


"Ibu Megawati dan Pak Taufik Kiemas tampaknya masih sama saja, tetap menggunakan jurus yang itu-itu saja," kata Andi, di Malang.

Dulu, pada pemilu 2004, lanjut Andi, Taufik Kiemas melontarkan pernyataan yang mengatakan bahwa SBY adalah seperti jendral yang kekanak-kanakan. Saat ini Megawati menilai pemerintahan SBY-JK seperti bermain yoyo, permainan anak-anak. ”Jurus-jurus semacam ini tidak laku di tahun 2004, sekarangpun tidak laku juga," Andi menambahkan.

Menurut Andi,memang ada yang naik dan turun selama empat tahun pemerintahan Preside4n SBY. ”Yang naik adalah tingkat pendapatan perkapita, yang naik adalah anggaran pendidikan menjadi 20 persen, yang naik adalah anggaran kesehatan dimana ada Jamkesmas, yang naik adalah Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dimana waktu dahulu belum ada. Produksi beras juga naik, malah kita sekarang swasembada beras. Cadangan devisa negara pun naik, kesejahteraan rakyat naik” kata Andi.

Sementara itu, yang turun adalah tarif angkutan umum, tarif listrik industri, hutang luar negeri, utang kepada IMF, angka pengangguran dam harga BBM. ”Waktu jaman Megawati, BBM naik terus. Jaman SBY turun tiga kali,” jelasnya. Turunnya harga BBM sampai tiga kali ini baru pertama kali terjadi dalam sejarah Indonesia. Utang IMF juga sudah lunas pada masa pemerintahan SBY-JK ini.

Menurut Andi, Presiden SBY akan terus fokus dalam menjalankan kinerja pemerintahannya untuk melindungi rakyat, meningkatkan taraf hidup dan melayani serta meringankan beban rakyat.